Setiap tahun puluhan hingga ratusan ribu lulusan SMA dan sederajat bersaing untuk memasuki perguruan tinggi idaman. Ada satu jalur yang digunakan untuk menentukan orang-orang terpilih. Namanya Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Ngeri Negeri alias SBMPTN. Namanya berubah dari generasi ke generasi, namun isinya sama saja. Pertempuran untuk mendapatkan lulusan favorit.
Persepsi saya soal SBMPTN pun berubah. Mulai dari dengar keseramannya dari saudara dan senior, mengalaminya sendiri, sampai kini saya duduk di kursi yang berseberangan dengan para peserta.
Saya jadi pengawas ujian tulis SBMPTN hari ini.
Saya jadi pengawas dengan tujuan melihat perkembangan generasi masa kini (Bohong besar! Asal tahu saja, pengawas SBMPTN itu bagaikan mendapat durian dari langit. Honor yang sangat lumayan untuk kerja sehari. Tapi durian dari langit pasti jadi rebutan banyak orang, jadi berdoalah yang banyak). Dalam sehari itu tampak berbagai ekspresi. Khawatir menjelang ujian, membanting lembaran catatan ke muka, senda gurau bersama teman untuk hilangkan stress, sampai muka setengah ngantuk menghadapi soal. Walaupun cepat bukan berarti tidak ada pengalaman berkesan.
⋆⋆⋆
Ini adalah percakapan di ruang ujian SBMPTN tadi siang.
Bel ujian usai berbunyi dan semua lembar jawab peserta sudah saya kumpulkan.
Me: “Terima kasih telah mengerjakan ujian dengan tenang dan menjaga suasana kondusif.”
Ibu Guru Partner Penjaga Ruang: “Semoga semuanya memperoleh hasil terbaik, sesuai yang diharapkan.”
Peserta: “Amiiin!” (bareng-bareng)
Terus semuanya maju ke depan kelas, salim sama pengawas. Termasuk saya.
“Terima kasih, pak”
Pak…
Pak????
Ini perlu diluruskan.
Me: “Aku masih mahasiswa kok.”
Ternyata tidak berubah. Masih pada salim. Kalimatnya saja yang diubah jadi, “Terima kasih, kak.”
Yah, saya cuma bisa senyum. Semoga Allah membalas kerja keras kalian, pejuang SBMPTN.
⋆⋆⋆
Sebagai tambahan, pengumuman SBMPTN 2015 dapat dilihat di website resminya tanggal 9 Juli 2017 pukul 17:00. Info berharga nih hehehe.
Sumber Gambar: www.itinthed.com, dengan perubahan seenak jidat.
Waaaaaa keren nih, mas Yogi jadi pengawas SBMPTN :3
SukaSuka
Pasti beda banget ya rasanya antara mendengar cerita, mengalami sendiri, kemudian jadi pengawas. Besok hari mungkin Masnya jadi pembuat soal atau pembuat materi yang diujikan, Mas :amin :hehe.
Semoga semua peserta ujian mendapatkan hasil yang terbaik, terus bisa diterima di perguruan tinggi yang diidamkan :amin.
SukaSuka
Baca soal kemarin aja langsung, “Apaan nih? Aku dulu bisa mengerjakan soal kaya gini?”
Yeah. Amiin.
SukaDisukai oleh 1 orang
Kita sudah melakukan hal-hal yang terkesan tidak mungkin, Mas! (kita??) :haha.
SukaDisukai oleh 1 orang
Manusia pasti bisa kok. Tapi cepat dihapal cepat juga lupanya hehe
SukaDisukai oleh 1 orang
Ya, setuju dengan yang satu ini :haha.
SukaSuka
Wah kalo diawasin sama blogger, aku pasti minta foto bareng dulu abis salaman!
SukaSuka
Hahaha, begitu keluar ruang ujian pokoknya hilanglah semua kekakuan.
Salam kenal dan semoga beruntung ya.
SukaSuka
waduh kalau ada yang nyontek kamu apain Yogi hehe
SukaSuka
Karena nggak boleh ngejitak, jadi kalo ada yg nyontek ya dicek dan laporkan sesuai prosedur. Untungnya pas kemarin gaada.
SukaSuka
Alhamdulillah saya gak termasuk ke : “puluhan hingga ratusan ribu lulusan SMA dan sederajat bersaing untuk memasuki perguruan tinggi idaman”
Hehehe 😛
Btw kok bisa jadi pengawasnya? Mauk dong ngawas begituan.
SukaSuka
Wah, termasuk orang-orang yang beruntung dong.
Pengawasnya itu ada syaratnya. Minimal lulus 110 an SKS terus nggak melakukan bimbingan SMBPTN aja. Sisanya pasang telinga dan network yang baik. Suka rebutan soalnya.
SukaSuka
Wah selamat ya jadi pengawas, tanggungjawab besar 😀
SukaSuka
Betul, mbak. Tanggung jawabnya membuat SBMPTN berjalan dengan fair. Berharapnya selalu “semoga kasus yang aneh2 nggak terjadi di ruangan saya.”
SukaSuka