Pendakian Semeru 2015 [Part 1: Ikhtisar]

Ini kisah dimana seorang pendaki amatir (baca: saya) dengan pengalaman minimum mencoba mengarungi puncak tertinggi Pulau Jawa. Ditemani 7 orang kawan baru yang handal lagi menyenangkan, pengalaman mendaki Semeru menjadi memori manis yang sulit dilupakan.

Foto pemandangan gunung semeru

Siap menaklukkan gunung Semeru?

Postingan soal mendaki Semeru ini terbagi menjadi beberapa part. Yang pertama ini ringkasan perjalanan. Berguna buat para pembaca yang mencari referensi pendakian Semeru tahun 2015. Mengapa dicantumkan tahun? Sebab Gunung Semeru sendiri mengalami perubahan. Rute lama diganti rute baru. Ada pula kebijakan baru menurut relawan. Pendakian saya dan kawan-kawan berlangsung pada tanggal 5-7 Agustus 2015. Jadi harap maklum apabila di masa mendatang ada informasi minor yang berbeda dengan deskripsi saya.

Pada part yang lain bakal saya ceritakan kisah pendakian dari sudut pandang personal.

Anda ingin menaklukkan Semeru? Baca dulu hingga tuntas. Di sini saya sediakan informasi penting.

  1. Informasi terkait kondisi Semeru
  2. Persiapan pokok untuk pendakian
  3. Jalur pendakian yang aktif tahun ini
  4. Estimasi biaya.

Info Semeru 2015

Alhamdulilah, Gunung Semeru saat ini masih berpredikat gunung tertinggi di Pulau Jawa (ya iyalah…). Bulan Juli-Agustus tidak terpantau hujan di Semeru, menjadikannya waktu terbaik untuk pendakian. Hanya saja suhu pada bulan tersebut sedang rendah-rendahnya. Di berbagai pos seperti Ranu Kumbolo, Kalimati, maupun puncak Mahameru sempat tercatat suhu di bawah 0°C. Tanaman verbena (yang ungu, tapi bukan lavender) yang terkenal berbunga pada bulan Juli dan sudah menguning pada saat pendakian Agustus.

Secara umum, aturan pendakian diperketat. Segala kelengkapan administrasi dicek di pos Ranu Pani. Sebelum mendaki akan ada briefing oleh relawan. Anda bisa memperoleh informasi rute terkini terkait pendakian. Aturan tentang sampah juga diperketat. Sampah yang dihasilkan harus dibawa oleh pendaki dan disetorkan ke pos Ranu Pani. Kemudian di Ranu Kumbolo dan Kalimati sudah ditentukan daerah mana yang boleh ditempati untuk camp. Disediakan pula toilet kering untuk kebutuhan buang air para pendaki (cat: jangan tanya toilet keringnya seperti apa. Saya belum sempat lihat, tapi teman-teman yang saya tanyai begitu nampak trauma).

Persiapan Pokok Pendakian

Jangan naik Gunung Semeru bermodal nekat belaka. Salah-salah nyawa melayang. Pernyataan ini sama sekali tak berlebihan. Jadi, paling bijak kalau bersiap sejak awal. Milikilah target dalam pendakian, misalnya sampai Ranu Kumbolo saja atau sampai puncak Mahameru, kemudian sesuaikan persiapan. Lalu, apa saja yang perlu dipersiapkan?

Fisik

Bagi yang belum terbiasa naik gunung (seperti saya :P), sangat dianjurkan untuk berlatih sejak sebulan sebelum hari-H. Tujuannya adalah membiasakan tubuh dalam tuntutan keras karena mendaki. Selain itu juga mengurangi lelah, cedera, dan mempercepat recovery.

Latihan fisik yang perlu untuk persiapan mendaki Semeru antara lain lari, jalan menanjak, jalan membawa beban, naik-turun tangga, latihan kelenturan sendi, latihan di pagi buta, dan sejenisnya.

Fisik yang kuat menjadi modal penting untuk mendaki. Anda juga tidak bakal merepotkan orang lain.

Peralatan dan Makanan

Bawa peralatan dan makanan sesuai target. Makin lama durasi naik gunung tentu makin banyak yang harus dibawa. Beban yang dibawa per orang makin berat juga. Untungnya di tahun 2015 ini ada cara lain untuk bertahan. Di pos awal selalu ada jasa porter, orang yang membawakan hingga 80% barang bawaan. Di tiap pos perjalanan pun selalu ada warga lokal yang menjajakan makanan. Tentunya dua fitur tadi berbiaya tidak sedikit. Prinsipnya: the more you pay, the less you carry. Jadi tinggal pilih, mau bayar banyak atau angkut banyak 🙂

Di kelompok saya ada 8 orang, 6 cowok dan 2 cewek. Tentunya sebagai mahasiswa kita pilih opsi angkut banyak. Distribusi beban diutamakan ke bawaan cowok, lalu bawaan cewek. Yang wajib-wajib seperti tenda, air, makanan, kompor jangan sampai lupa dibawa. Demikian juga perlengkapan pribadi untuk kenyamanan dan keselamatan selama mendaki.

Bicara soal mendaki, saya mau membahas beberapa hal. Pertama, alas kaki. Kalau anda berniat naik Semeru mode jalan-jalan happy, cuma sampai Ranu Kumbolo misal, anda bisa pakai sepatu atau sandal gunung. Kalau berniat sampai puncak, bersepatu itu wajib hukumnya. Sebab wilayah puncak Mahameru berbatu pasir dan tak stabil. Kedua, jaket. Disarankan pakai bahan polar. Suhu terdingin saat Agustus bisa di bawah 0 derajat Celcius. Kalau tidak punya, setidaknya pakai jaket dobel. Ketiga, sleeping bag. Seperti jaket, sleeping bag disarankan berbahan polar. Teman saya ada yang sampai kedinginan karena sleeping bag tak memenuhi syarat. Terakhir. pelindung tambahan. Ini meliputi sarung tangan, kaos kaki, kacamata goggle, syal, kupluk, atau buff. Ada saat dimana keberadaan barang itu penting selama pendakian.

Administrasi

Naik semeru itu ada kuotanya. Selain itu, pendaki diharapkan memiliki fisik prima dan tidak sekedar kena virus pendaki dadakan (Kalau saya pendaki terpaksa, bukan pendaki dadakan. Di post berikutnya saya cerita lebih lanjut). Ada beberapa syarat administrasi: fotokopi KTP, surat keterangan sehat dari dokter, dan surat keterangan perjalanan yang ditandatangani ketua kelompok.

Dahulu harus mendaftar secara online untuk bisa antri naik Semeru. Entah karena sistem rusak atau memang animo menurun, pendaftaran tidak lagi secara online. Semuanya dilakukan di Tumpang, pos awal yang berada di Kabupaten Malang.

Jalur Pendakian

(Saya beserta teman-teman bergerak dari kota Malang. Kalau ada yang tidak memulai dari Malang, bisa langsung skip ke pendakian Ranu Pani)

Jalur mobilitas secara keseluruhan dalam acara pendakian ini sebagai berikut.

  1. Kota Malang – Tumpang
  2. Tumpang – Ranu Pani
  3. Ranu Pani – Ranu Kumbolo
  4. Ranu Kumbolo – Kalimati
  5. Kalimati – Mahameru

Kota Malang – Tumpang

Biasanya para pendaki naik dua moda transportasi: kereta api dan bus. Terminalnya di Arjosari, sementara stasiunnya Stasiun Malang (atau Malang Kota Baru). Setelah berkumpul, yang biasa dilakukan adalah carter angkot sampai ke Tumpang. Biasanya si sopir angkot yang PDKT duluan. Untuk menghadapinya, pasang muka senyum dan persiapan nawar. Dengan nego yang bagus, angkot bisa dicarter di bawah Rp 200.000. Setelah itu bisa berangkat riang ke Tumpang.

Tumpang – Ranu Pani

Di Tumpang kita serombongan perlu mendaftar dulu di pos bawah. Di sini kelengkapan administrasi dicek. Pengecekan yang resmi ada di Ranu Pani, tapi kalau sudah jauh-jauh ke sana tak memenuhi persyaratan lalu pulang kan nggak lucu. Di sini pula terdapat berbagai pilihan mobil 4×4 yang siap dinaiki. Kalau ada perlengkapan mendaki yang belum sempat dibeli, di sini ada yang jual.

Kendaraan transportasi ke Semeru

Mobil 4×4 yang siap disewa

Setelah semua siap, saatnya menyewa 4×4 untuk naik ke Tumpang. Ada dua opsi:

  1. Menunggu satu mobil sampai penuh oleh pendaki yang mau naik, lalu tiap orang bayar. Opsi ini lebih murah biayanya bagi tiap orang, tapi seringkali harus ngantri.
  2. Carter mobil buat dinaiki pendaki dan langsung berangkat. Opsi ini lebih cepat, tapi bayar per orang lebih mahal.

Secara keseluruhan, harga total untuk satu kali transportasi mobil itu di bawah Rp 450.000. Kelompok saya pilih opsi pertama. Yang naik sebanyak 14 orang. Setelah nego harga beres, barang bawaan diikat erat di atas dan pendaki siap diberangkatkan.

Jalan menuju Ranu Pani itu merupakan jalur utama transportasi umum di wilayah Taman Nasional BTS (Bromo Tengger Semeru). Jadi kalau mau ke Bromo juga lewat Tumpang. Di jalur ini lintasannya selalu naik. Di awal-awal nampak permukiman penduduk dengan kebun apel. Selanjutnya jalan makin menanjak dan hutan mendominasi. Jalanan mulai berkabut dengan jurang di sisi jalan. Semuanya membuat perjalanan ini nikmat, meskipun sambil berdiri dan berdesakan di mobil.

Perjalanan menuju Ranu Pani memakan waktu sekitar 1 jam. Itu sudah termasuk foto-foto di sepanjang perjalanan (tergantung request pendaki).

Selamat datang di Ranu Pani

Sambutan dari papan. Kalau menengok ke kiri bakal tampak lembah besar yang dilapisi kabut.

Ranu Pani – Ranu Kumbolo

Di Ranu Pani terdapat pos awal keberangkatan. Langkah awal yang harus dilakukan adalah lapor ke loket keberangkatan. Di situ segala kelengkapan akan dicek kembali. Ditambah lagi, kita harus membayar tiket untuk masuk Taman Nasional BTS. Biayanya Rp 17.500 per orang per hari.

Setelah beres, bakal ada briefing dari relawan soal pendakian di Semeru. Briefing meliputi

  1. jalur yang dapat didaki,
  2. peringatan karena ada wilayah longsor,
  3. informasi soal toilet kering,
  4. persyaratan untuk membawa kantong sampah,
  5. peringatan mungkin ada satwa liar,
  6. larangan menggunakan air Ranu Kumbolo secara langsung
  7. peringatan bahwa jaminan asuransi cuma sampai Kalimati, bukan Mahameru (ngomong-ngomong, waktu itu Semeru berstatus 2: waspada)
  8. anjuran supaya berhati-hati sambil menceritakan adanya beberapa korban evakuasi karena kena batu
Briefing dulu, oom.

Briefing dulu, oom.

Selesai briefing, waktu ashar sudah tiba. Karena sulit untuk mendaki malam hari, kami menginap di sini dan berangkat keesokannya. Sudah disediakan tempat untuk pendaki jadi tak perlu khawatir. Di tempat ini pula tersedia air keran dan toilet bersih terakhir. Jadi nikmati saja toilet mahadingin ini sebelum menahan buang air (ada teman yang berniat tidak boker hehehe). Kami pun menghabiskan malam dengan memasak, main kartu, dan langsung tidur.

Pagi pukul 8 kami berangkat. Cuaca cerah dan bersahabat. Semua mendaki dengan semangat. Tentu diawali dengan berdoa dan berfoto 🙂

Gerbang keberangkatan

Gerbang keberangkatan

Dari Ranu Pani ke Ranu Kumbolo ada empat pos buat leyeh-leyeh. Di setiap pos ada penjual jajanan. Hebatnya yang jual jajanan itu ibu-ibu yang sudah lumayan sepuh (tua). Jadi bagi mereka trekking mah makanan sehari-hari. Lha kami, belum nyampe pos 1 saja sudah berhenti sejenak buat bernafas.

Oke, kembali ke persoalan pos. Empat pos tersebut jaraknya tidak sama. Jalurnya relatif mudah untuk dilalui. Perkecualian pada pos 3 yang naiknya curam. Di setiap pos kami berhenti sambil ngobrol dengan pendaki lain. Ngomong-ngomong di sini banyak juga pendaki bule.

Suasana di pos 3. Para pendaki bersantai sambil beli jajan dan ngobrol. Trek berdebu membuat kami harus memakai pelindung tambahan.

Suasana di pos 3. Para pendaki bersantai sambil beli jajan dan ngobrol. Trek berdebu membuat kami harus memakai pelindung tambahan.

Papan seperti ini juga bisa menjadi acuan berapa jauh kami sudah berjalan, serta kejaran yang harus ditempuh.

Papan seperti ini juga bisa menjadi acuan berapa jauh kami sudah berjalan, serta kejaran yang harus ditempuh. Hanya saja coretan  memang sulit dihindari. kadang saya juga tak mengerti mengapa teman-teman sebangsa ini alay nya susah hilang.

Setelah mendaki cukup susah payah di Pos 3, jalan mulai naik turun. Vegetasi berubah menjadi ilalang. Tak lama kemudian selintas bayangan air muncul. Yup kami telah dekat Ranu Kumbolo. Pos 4 menyapa terlebih dahulu. Dari sini telah nampak Ranu Kumbolo dengan kumpulan tenda di kejauhan.

Pukul 2 kami sampai di Ranu Kumbolo. Memang lama sih, enam jam. Bagi yang sudah jago bisa 4-5 jam saja. Kami memutuskan istirahat sebentar untuk sholat dan minum. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke Kalimati. Kami baru menetap di Ranu Kumbolo saat turun. Tapi tak ada salahnya kalau melihat Ranu Kumbolo dalam berbagai waktu berikut.

Ranu Kumbolo-1 Ranu Kumbolo-2 Ranu Kumbolo-3

Sekedar info, di Ranu Kumbolo suhunya sekitar 0 derajat Celcius pas kami menginap di sana. Pastikan anda ada pakaian dan perlengkapan yang menghangatkan. Kami menyiasati dengan memasukkan kaki ke dalam tas carrier dan tidur berdempetan. Waktu bangun untuk menunaikan sholat subuh (dan mengambil foto sunrise) rasanya seperti berdiri di dalam freezer. Airnya beku dan membekukan (atau suci dan menyucikan?? Ya sudahlah). Namun sensasi sholat subuh di bawah lautan bintang yang nampak jelas dan suasana sunyi itu memberi kesan khusus.

Ranu Kumbolo – Kalimati

Selepas Ranu Kumbolo adalah Tanjakan Cinta. Disebut demikian karena terkenal dengan mitos kalau nengok ke belakang nanti nggak bakal bisa move on :D. Terlepas dari mitos, naik Tanjakan Cinta lumayan menantang. Sudutnya curam dengan jalur berpasir. Setelah Tanjakan Cinta bakal tampak Oro Oro Ombo. Di sini ada hamparan tanaman endemik warna ungu (bukan lavender lho). Sayangnya pas kita kesana, masa berbunga sudah habis. Yang tersisa adalah hamparan ilalang dengan bukit-bukit di belakangnya. Mirip sekali dengan lansekap kalau main game Skyrim.

Semeru-8

Perbandingan lansekap di Oro Oro Ombo Semeru (atas) dengan game Skyrim (bawah). Sumber: tertsi94 dalam deviantart.com

Setelah sampai di ujung, yang menanti adalah bukit Cemoro Kandang dengan tanjakan moderat. Sebenarnya relatif mudah dan mirip dengan pendakian di pos awal. Hanya saja berjalan sejak pagi cukup memforsir tenaga. Jadi banyak jalan dan istirahat.

Papan petunjuk di Jambangan. Bagian kayu paling bawah menunjukkan checkpoint jalur antara Ranu Kumbolo dan Kalimati.

Papan petunjuk di Jambangan. Bagian kayu paling bawah menunjukkan checkpoint jalur antara Ranu Kumbolo dan Kalimati.

Di Cemoro Kandang suasananya tenang namun berangin kencang. Matahari makin lama makin merosot ke barat. Pada akhirnya kami menjalani 1 km terakhir ditemani headlamp. Sampai di Kalimati sekitar 18:30. Kalau begitu repot di bikin tenda dong, sampai malan-malam? Hal itu sudah kita pertimbangkan. Jadi dari awal kita pisah grup jadi dua. Gelombang pertama yang biasa naik gunung dan bertugas memasang tenda. Gelombang kedua yang naik gunung hore-hore jalan sekuatnya sampai Kalimati. Saya mah jelas masuk gelombang kedua hehehe.

Sampai di Kalimati suasana sunyi. Tampak deretan tenda dengan temaram lampu di dalam. Sementara di luar, lautan bintang menghampar tanpa terganggu polusi cahaya. Kemudian kita masukkan barang ke tenda dan bersiap makan malam.

Kalimati – Mahameru

Satu tahap pendakian lagi menuju puncak. Sayangnya banyak dari kita yang masih kelelahan. Dari delapan orang dalam satu grup, hanya tiga yang berangkat ke puncak. Saya termasuk yang nggak muncak. Jadi ini berdasarkan keterangan dan foto dari teman saya.

Pertama perlu diketahui bahwa puncak Mahameru itu diselimuti gas beracun apabila hari sudah menjelang siang. Jadi pendakian ke puncak itu harus dilakukan sejak tengah malam dan sudah turun pas pagi. Teman-teman sudah bersiap sejak pukul 10, membawa berbagai perlengkapan yang diperlukan, tapi cuma dengan daypack, bukan tas carrier. satu jam kemudian, orang-orang yang mau berangkat ke puncak berkumpul bareng pemandu jalan. Setelah briefing singkat, mereka berangkat.

Foto Sunrise terbaik di Jawa

Matahari terbit dari puncak Jawa. Ada sedikit penyesalan tidak muncak setelah melihat foto ini

Puncak Mahameru

Mahameru, 3676 mdpl.

Kalau melihat ke bawah, bakal nampak seberapa terjal jalan yang sudah dilalui

Kalau melihat ke bawah, bakal nampak seberapa terjal jalan yang sudah dilalui.

Di puncak, orang-orang berkerumun.

Di puncak, orang-orang berkerumun. Ngomong-ngomong tempat ini lebih mirip permukaan bulan daripada puncak gunung di bumi. Kering, berbatu, dan abu-abu.

Seberapa berat perjuangan yang dialami teman-teman kita yang muncak. Mari kita dengar fakta-fakta mereka.

  1. Yang berangkat ke puncak banyak, yang menyerah di jalan juga banyak.
  2. Mereka berangkat pukul 11 malam, sampai kemah lagi pukul setengah 9 pagi.
  3. Saat perjalanan naik, pijakan tidak stabil. Bisa saja naik lima langkah merosot lima langkah. Ditambah lagi dengan adanya batuan yang menggelinding membuat pendaki tak boleh lengah.
  4. Suhu di perjalanan sangat dingin, kira-kira satu digit kalau derajat Celcius.
  5. Mereka meminjam beberapa peralatan, salah satunya sepatu saya. Begitu balik, sol dalam sepatu sudah koyak dan sebagian kulit terkelupas. Untungnya nggak ada rusak parah.

Pokoknya mental diuji di pendakian menuju Mahameru. Sebagai pendaki yang masih amatir, saya memang nggak memaksakan diri ke puncak. Tapi kita semua senang, sambil titip kertas yang bertuliskan macam-macam.

Sampai siang kita istirahat. Baru menjelang ashar kita berangkat turun. Kita menginap di Ranu Kumbolo kemudian meneruskan perjalanan sampai Ranu Pani. Durasi total pendakian kalau dihitung dari Ranu Pani sebagai start dan finish adalah 3 hari 2 malam. Lumayan ngebut. Pantas saja amatir seperti saya kecapekan.

Dana

Sekarang kita membahas hal yang krusial. Seberapa dalam kocek harus dirogoh untuk mewujudkan pendakian Semeru ini?

No Pengeluaran Biaya
(Rp)
Banyak
Transaksi
Total
(Rp)
1 Carter angkot Tumpang 200.000 2 400.000
2 Carter 4×4 450.000 2 900.000
3 Biaya administrasi
(fotokopi KTP, surat
keterangan sehat, dll)
12.000 8
[jumlah anggota]
96.000
4 Tiket masuk TN BTS 17.500 24, asalnya dari
8 [jumlah anggota]
x 3 [lama pendakian]
420.000
5 Sewa perlengkapan 200.000 1 (biaya relatif) 200.000
6 Makanan dan obat 400.000 1 (biaya relatif) 400.000
TOTAL 2.416.000
Biaya per orang 302.000

Total untuk pendakian adalah Rp 302.000. Tidak terlalu mahal, bukan? Tentunya untuk perlengkapan pribadi nggak dihitung. Begitu pula ongkos transportasi ke Malang. Bandung-Malang PP saya menghabiskan Rp 400.000. Untuk perlengkapan sendiri saya beli tas carrier dan sepatu, jadi lumayan juga pengeluaran kali ini. Tapi nggak apa-apa. Bisa untuk investasi pendakian masa mendatang 🙂

Di antara semua bagian saat mendaki, yang paling asik jelas bagian foto-foto. Jadi penutup bagian pertama adalah kenang-kenangan indah mendaki bersama. Kapan pembaca sekalian mau menyusul?

Bareng-2 Bareng-3

Di bagian selanjutnya, saya bakal cerita yang lebih personal tentang pendakian ini.

48 respons untuk ‘Pendakian Semeru 2015 [Part 1: Ikhtisar]

  1. praditalia berkata:

    Wah…. seru banget kayaknya…. ngakak pas baca toilet kering, sampe bikin trauma gitu wkwkwkw…. keren y udah ada yg ngelola sampahnya soalnya liat d beberapa sumber katanya danau ranukumbolonya udah penuh dgn sampah d tepiannya. Jd pengen nanjak juga… deket sih dr malang tp blm ada keinginan dan kesempatan

    Suka

    • Karena belajar dari pengalaman itu, sekarang masalah sampah diperhatikan banget. Semua sampah wajib dibawa dan disetorkan ke pos Ranu Pani.

      Semoga bisa kesampaian asal ada niat dan teman2 yang pakar mendaki (sumpah ini penting hehehe).

      Suka

  2. Gara berkata:

    Memang butuh banyak persiapan buat naik gunung apalagi yang setinggi dan sedahsyat Semeru, gunung yang ceritanya sudah banyak sekali dalam kisah hidup Pulau Jawa :)). Tapi selamat karena sudah berhasil menjejak di gunung tertinggi di pulau ini! Saya kepengen juga naik gunung cuma memang mesti latihan banget ya :haha, terutama olahraganya supaya ketahanan bisa prima :)).

    Suka

    • Kalau pendakian yang sampai puncak, Semeru memang tanpa ampun. Paling bagus ya berlatih buat mendaki.

      Muncak itu bikin puas, tapi lebih utama itu berangkat maupun pulang selamat. Terima kasih juga Gara 🙂

      Suka

    • Kirain kamu udah duluan kemari, fik. Ditunggu juga postingan pendakian berikutnya 😀

      Seharian langsung gas tu luar biasa rasanya. Tapi asik banget. Baru pas di kota muncul pegal2.

      Suka

  3. Kayaknya saya harus nyerah duluan mas untuk mendaki gunung beneran. Kalau sekedar bebukitan mungkin masih bisa. Ini saja teman kemarin pertengahan Agustus berangkat ke Bromo saya memilih ga ikut. Ga tahan dinginnya pegunungan apalagi dini hari harus berangkat ke puncaknya.

    Btw, ini komplit banget ceritanya. Mungkin suatu saat pas ada nyali dan fisik memungkinkan pasti bakalan buka postingan ini. Dan Indonesia memang indah banget, ya. Seru banget bacanya.

    Suka

  4. Informasinya lengkap sekali. Untuk biaya pendakian, hari weekday sama weekend berbeda, terpaut 5.000 🙂

    Ah ada juga ya sebutan ‘pendaki terpaksa’? 😀

    Saya selalu suka membaca artikel tentang Semeru, ingin mengetahui perkembangannya sejauh mana. Sejak tahun 2012 saya selalu setidaknya sekali naik Semeru, walau tak menarget puncak. Tahun ini masih libur, entah apakah ada waktu luang untuk ke sana. Terakhir saya naik dua kali dalam sebulan (Mei) tahun 2014. Memang ada perubahan-perubahan, yang signifikan tentu soal kuota, perizinan, dan rute dari Kalimati ke Mahameru lewat jalur baru.

    Btw, agak sedih juga lihat aksi vandalisme di papan petunjuk lokasi dari BBTNBTS itu. Padahal dulu bersih loh. 😦

    Selamat, sudah mendaki Gunung Semeru! 🙂

    Suka

    • Dulu sih pakai online begitu. Tapi beberapa bulan belakangan sejak Semeru naik status, web nya dimatiin nampaknya. Jadi dulu daftarnya langsung di Ranu Pani.

      Sedikit saran, pantau terus situasi status Semeru. Sekarang denger2 sudah status II.

      Suka

  5. Anonim berkata:

    Waaahhh jadi pengen mantapkan agenda ke semeru nich setelah beberapa kali cancel brngkat karna status semeru…pas natal 2015 saya teman2nya naik gn gede n pangrango utk mengganti kekecewaan egk bisa ke semeru….thx infonya yaakkk

    Suka

    • Syaratnya menurut saya sih ada 3 yang terpenting:
      1. Segar bugar, bukan sekedar sehat aja.
      2. Bawa perlengkapan memadai. Ini nanti bakal dicek sama petugas.
      3. Bertanggung jawab. Ini meliputi kemampuan untuk mengurus diri sendiri sekaligus jaga lingkungan (nggak merusak alam, nggak buang sampah ngasal)

      Sisanya soal administrasi mah bisa diatur.

      Suka

  6. Anonim berkata:

    mas, pedaftarannya itu pas ditupang apa di ranu pani, soalnya baru pertama kali mendaki ke gunung semeru hehehe

    Suka

    • Dua-duanya bro.
      Di Tumpang bakal ada pengecekan kelengkapan administratif sekalian sewa jip. Terus nanti di Ranu Pani bayar tiket, briefing, sama pengecekan kelengkapan sama relawan.

      Suka

  7. maria berkata:

    keren mas..mksh informasinya..kbneran sya ada rencana libur panjang Lebaran mau ke Semeru..jadi bisa siap pmananasan dr skarang…

    Suka

  8. mantap kang yogi. sangat bermanfaat. tolong share juga barang2 yg jadi persyarat buat lolos cek pemerikasaan di ranu pani, biar kita bsa persiapkan dri rumah. share jga contact nya kang! Nuhun sharingnya.

    Suka

    • Sayangnya nggak punya kontaknya.

      Dulu ada website untuk booking pendakian. Pas saya mendaki, website lagi down jadi daftar langsung. Kurang tahu untuk sekarang, mungkin bisa dicari dulu.

      Suka

  9. Wih lengkap sekali info nya Mas (y) photo” nya jga keren” .. Sya jga di ajak sma temen untuk mendaki gn sameru di bln mei namun sayang nya orang tua. Saya tidak mengijin kan :’)

    Suka

    • Transport yang boleh hanya jip bagi pendaki Semeru. Di pos ada pickup dan motor tapi biasanya dipakai warga saja.
      Pendaftaran resminya di Ranu Pani. Tapi biasanya di tempat jip ada pendaftaran juga.

      Suka

  10. lukman berkata:

    Kang kalo dari stasiun malang ke tumpang itu ada solusi lain ga selain carter angkot? Soalnya saya brangkat cuma bertiga,pasti mahal kalo carter cuma bertiga

    Suka

    • Coba Uber, GrabCar, Gojek. Sebagian ada yang sudah masuk Malang. Atau cari forum2 pendaki yang sedang berangkat. Atau lagi, nebeng kelompok pendaki lain dan tawarin ikut bantu patungan bro.

      Selalu ada jalan 🙂

      Suka

  11. semeru memang sudah menjadi racun mas hehehe, 2x gagal ke semeru, ada-ada saja alasannya…mudah-mudahan tahun besok ( padahal kurang 16 hari lagi ) bisa kesampaian ke semeru mas….haturnuwun sudah sharing pengalamannya

    Suka

Silakan berkomentar di sini