200 Perak untuk Lingkungan Lebih Baik

Mulai 21 Februari 2016 ini, ada perubahan cukup mencolok kalau Anda belanja di Bandung. Telah diberlakukan perda dimana Anda dikenakan biaya tambahan Rp 200 setiap kali memakai kresek plastik untuk belanja. Saya baru sadar pas belanja di salah satu minikarket. Di struk pun dicantumkan biaya untuk kresek plastik.

Menurut saya, ini langkah yang keren dan berani dari pemda/pemkot Bandung. Mengapa? Karena ini adalah cara efektif untuk “memaksa” masyarakat mulai sadar lingkungan. Salah satu sampah yang banyak bertebaran di muka bumi (bahasanya dilebaykan) adalah plastik. Terus dari fanpage Ridwan Kamil yang saya follow, tahulah bahwa pemkot sedang berjuang membuat pengolahan sampah terintegrasi. Itu adalah solusi di hilir atas sampah yang sudah tertimbun. Sementara biaya ini adalah solusi dari hulu. Kalau nggak pakai plastik, tentu tidak menambah sampah plastik ๐Ÿ™‚

Boleh saja Anda berpendapat, cuma 200 perak ini. Buat beli gorengan aja nggak cukup :P. Tapi jangan remehkan jumlahnya. Katakanlah Anda belanja pakai plastik 2x sehari. Itu Rp 400. Asumsikan ada satu juta penduduk di Bandung Raya berbelanja dalam sehari, jadi Rp 400.000.000 dalam sehari! Itu untuk apa? Menurut saya idealnya adalah untuk usaha pengolahan sampah itu sendiri. Karena sebetulnya kalau Anda buang sampah sembarangan, ada biaya untuk mendaur ulangnya. Istilah teknisnya environmental cost. Dengan 200 perak Anda telah bertanggungjawab untuk membiayai plastik yang Anda pakai dan buang.

Lama kelamaan orang harusnya berpikir, capek juga saya bayar. Apalagi setelah mengerti environmental cost yang disebut di atas, muncul kesadaran bahwa lebih baik untuk tidak pakai plastik. Apabila efeknya dikalikan dengan jutaan orang, sungguh besar perbaikan yang bisa kita lakukan cuma dengan hal remeh begini. Itulah target akhir dari pemerintah. Makanya saya kagum ketika perda ini benar-benar diberlakukan di tempat belanja.

Saya belum tahu apakah ini juga diberlakukan di toko kelontong, department store, sampe aa’ tukang batagor. Yang jelas saya dukung perda ini. Bagaimana pendapat anda? Terbuka banget untuk diskusi ๐Ÿ™‚

Edit 23 Feb: Semua supermarket dan minimarket di Jabodetabek juga memberlakukan peraturan serupa. Bersiap-siaplah untuk membawa plastik sendiri ๐Ÿ™‚

20 respons untuk โ€˜200 Perak untuk Lingkungan Lebih Baikโ€™

  1. Belom tahu nih aturan ini sudah diberlakukan di sini atau belom sih tapi langkah ini emang keren. Cuma semoga gak lupa bawa tas aja pas belanja. Hehehe

    Suka

    • Iya. Secara nggak langsung jadi mendorong buat bawa tas sendiri.
      Ini masih hari pertama, mungkin setelah beberapa bulan baru kelihatan efeknya dan bisa ditiru daerah lain ๐Ÿ™‚

      Suka

    • Kalo botol dan kemasan plastik itu lain cerita lagi menurutku. Kenapa? Karena botol plastik nggak opsional. Kasirnya kan ga mungkin nanya “Mau pake botol?”, “Nggak usah mbak, saya wadahin aja pake tangan” hehehe ๐Ÿ˜›

      Langkah yang tepat adalah perbaikan pengolahan sampahnya sendiri. Ada teknik khusus buat daur ulang botol dan kemasan plastik. Nah duit dari perda ini yang harusnya dipake buat ngurusin itu ๐Ÿ˜‰

      Suka

  2. Very interesting to hear that Bandung is charging for plastic bags. As you said, pay for the plastic you use and too much plastic isn’t good for the environment. Here in Australia, bring your own recycle cloth bags to the market and grocery stores are popular. They are also cheap, around $1 per bag and you can use it again and again ๐Ÿ™‚

    p/s – I studied Bahasa Melayu for ten years, and I could understand most of your post. I think ๐Ÿ˜€

    Suka

    • In developed countries, I understand that citizens are aware of environmental impact of plastic garbage.
      Here, it takes much more effort. Thanks to innovative government for passing this law. This is early step, but I hope good enough to raise awareness.

      I am surprised and happy to know that you can read my post. I guess you’re at least trilingual ๐Ÿ˜€

      Suka

      • Such a good point. In certain countries, people think that empty land is a good place to dump garbage, just like that. Also, quite a few of us give out and use plastic bags without much thought in Asian countries. Just so used to it.

        Haha, reading your post it was a chance to practise my Malay ๐Ÿ˜€

        Suka

      • Agreed. If I shop at 5 different small stores, most likely I’ll get 5 plastic bags. To prevent this, I usually say at 2nd, 3rd, etc, “just put it in my plastic here (from 1st store I visited)”

        Disukai oleh 1 orang

Silakan berkomentar di sini